oleh: Moh. Bahri, S.Pd.Si (Guru Kimia SMA Yayasan Pupuk Kaltim - Bontang) Keringat adalah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia melalui...
oleh: Moh. Bahri, S.Pd.Si (Guru Kimia SMA Yayasan Pupuk Kaltim - Bontang)
Keringat adalah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia melalui kelenjar keringat. Meskipun terkadang terlihat menjijikkan, keringat sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang keringat dan manfaatnya bagi tubuh manusia.
Keringat dibuat oleh kelenjar keringat yang terdapat di seluruh tubuh manusia. Kelenjar keringat dibagi menjadi dua jenis yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Kelenjar ekrin terdapat di seluruh tubuh manusia dan mengeluarkan keringat yang terdiri dari air dan garam. Sementara itu, kelenjar apokrin terdapat di daerah ketiak, puting susu, dan daerah genital, dan mengeluarkan keringat yang mengandung bau. Meskipun keringat mengandung bau yang tidak sedap, bau tersebut tidak berasal dari keringat itu sendiri, tetapi berasal dari bakteri yang hidup di kulit kita.
Manfaat keringat bagi tubuh manusia sangatlah banyak. Salah satu manfaatnya adalah menjaga suhu tubuh. Ketika suhu tubuh meningkat, tubuh akan mengeluarkan keringat untuk membantu mendinginkan tubuh. Keringat menguap dari kulit dan membawa panas dari tubuh. Dalam proses ini, tubuh juga menghilangkan toksin yang tidak dibutuhkan, seperti alkohol, garam, dan logam berat.
Selain itu, keringat juga dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Keringat mengandung garam, yang merupakan elektrolit penting bagi tubuh manusia. Elektrolit adalah zat kimia yang membantu mengatur fungsi sel dan organ dalam tubuh. Kekurangan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, kelemahan otot, dan bahkan kejang.
Selain manfaat kesehatan, keringat juga dapat memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan seseorang. Misalnya, jika seseorang berkeringat secara berlebihan saat istirahat atau tanpa adanya aktivitas fisik yang berlebihan, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem saraf otonom, seperti gangguan dalam pengaturan suhu tubuh.
Namun, meskipun keringat memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, terkadang keringat dapat menjadi masalah, terutama bagi mereka yang mengalami hiperhidrosis atau keringat berlebihan. Hiperhidrosis adalah kondisi ketika kelenjar keringat mengeluarkan keringat secara berlebihan, bahkan dalam keadaan yang sejuk atau tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Hiperhidrosis dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, karena dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri.
Untuk mengatasi hiperhidrosis, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menggunakan antiperspiran. Antiperspiran mengandung aluminium klorida yang dapat membantu mengentalkan produksi keringat dan mencegah kelebihan keringat pada kulit. Selain itu, terdapat juga tindakan medis seperti injeksi botox atau operasi pengangkatan kelenjar keringat yang dapat dilakukan untuk mengatasi hiperhidrosis yang lebih parah.
Meskipun keringat memiliki manfaat yang besar bagi tubuh manusia, tetapi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kulit saat berkeringat. Pertama, penting untuk memilih pakaian yang tepat saat melakukan aktivitas fisik. Pakaian yang terbuat dari bahan katun atau serat alami lainnya lebih baik untuk menyerap keringat dan menghindari iritasi pada kulit. Selain itu, sebaiknya hindari memakai pakaian ketat yang dapat memperburuk kondisi berkeringat.
Kedua, penting untuk menjaga kebersihan kulit dan menghindari bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan infeksi atau bau yang tidak sedap. Mandi setelah beraktivitas fisik dan menggunakan sabun yang tepat dapat membantu menjaga kebersihan kulit.
Ketiga, minumlah air yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Saat berkeringat, tubuh juga kehilangan cairan, sehingga penting untuk menggantinya dengan minum air yang cukup.
Terakhir, hindari penggunaan deodoran atau antiperspiran yang mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Sebaiknya pilih produk yang mengandung bahan alami dan tidak mengandung aluminium atau paraben.
Secara keseluruhan, keringat memiliki manfaat yang besar bagi tubuh manusia, seperti menjaga suhu tubuh, menjaga keseimbangan elektrolit, dan mengeluarkan toksin dari tubuh. Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kulit saat berkeringat. Penting untuk memilih pakaian yang tepat, menjaga kebersihan kulit, minum air yang cukup, dan menghindari penggunaan produk yang mengandung bahan kimia yang berbahaya. Dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kulit, kita dapat memperoleh manfaat yang optimal dari keringat, tanpa harus merasa tidak nyaman atau khawatir tentang masalah kesehatan yang mungkin timbul.
Selain itu, terdapat juga beberapa hal yang perlu dihindari saat berkeringat. Salah satu hal tersebut adalah menggosok-gosokkan bagian tubuh yang berkeringat, seperti wajah atau leher, dengan handuk atau tisu yang kasar. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan memperburuk kondisi berkeringat. Sebaiknya, gunakan handuk yang lembut dan jangan menggosok-gosokkan kulit terlalu keras.
Selain itu, terdapat juga beberapa mitos tentang keringat yang perlu diketahui. Salah satu mitos yang umum adalah bahwa keringat dapat menyebabkan rambut tumbuh lebih cepat. Namun, hal ini tidak benar. Rambut tumbuh karena faktor genetik dan hormon, bukan karena keringat.
Selain itu, ada juga mitos bahwa mengeluarkan keringat secara berlebihan dapat membantu membakar lemak dan mengurangi berat badan. Namun, ini juga tidak benar. Keringat hanyalah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mengeluarkan toksin, bukan sebagai cara untuk membakar lemak atau mengurangi berat badan. Untuk membakar lemak dan menurunkan berat badan, dibutuhkan kombinasi antara diet sehat dan olahraga yang teratur.
Dalam kesimpulannya, keringat memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, seperti menjaga suhu tubuh, menjaga keseimbangan elektrolit, dan mengeluarkan toksin dari tubuh. Namun, terdapat juga beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kulit saat berkeringat, seperti memilih pakaian yang tepat, menjaga kebersihan kulit, dan minum air yang cukup. Selain itu, terdapat juga beberapa mitos tentang keringat yang perlu diketahui. Dengan memahami manfaat dan tindakan yang tepat saat berkeringat, kita dapat menjaga kesehatan dan kebersihan kulit dan memperoleh manfaat optimal dari keringat tanpa merasa tidak nyaman atau khawatir tentang masalah kesehatan yang mungkin timbul.
Kandungan kimia keringat
Keringat adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar keringat yang terdapat di dalam tubuh manusia. Keringat terdiri dari campuran berbagai macam senyawa kimia, seperti air, garam, urea, dan senyawa organik lainnya. Berikut adalah beberapa kandungan kimia penting dalam keringat:
Air: Kebanyakan keringat terdiri dari air (sekitar 99%). Air adalah komponen utama dalam keringat dan diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh manusia.
Elektrolit: Keringat juga mengandung berbagai macam elektrolit, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan klorida. Elektrolit berfungsi untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh, mengatur tekanan osmotik, dan menjaga fungsi seluler yang tepat.
Asam amino: Keringat juga mengandung beberapa asam amino, seperti alanin, asam aspartat, dan glutamat. Asam amino adalah blok bangunan protein yang penting untuk membangun jaringan tubuh, termasuk otot dan kulit.
Urea: Keringat juga mengandung urea, senyawa yang dihasilkan dari metabolisme protein. Urea membantu menghilangkan produk sisa dari metabolisme, seperti amonia dan asam urat.
Laktat: Keringat juga mengandung laktat, senyawa yang dihasilkan selama metabolisme karbohidrat. Laktat juga berfungsi untuk menjaga pH darah dalam batas normal.
Senyawa organik lainnya: Keringat mengandung berbagai senyawa organik lainnya, seperti glukosa, lipid, dan asam lemak. Senyawa organik ini memiliki berbagai fungsi dalam tubuh manusia, termasuk sebagai sumber energi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Kandungan kimia dalam keringat dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti suhu lingkungan, aktivitas fisik, dan kesehatan individu. Saat suhu lingkungan meningkat atau aktivitas fisik meningkat, produksi keringat juga akan meningkat untuk membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil. Selain itu, kondisi kesehatan individu, seperti diet dan kondisi medis tertentu, juga dapat memengaruhi kandungan kimia dalam keringat.
Bahan kimia penyebab keringat berbau
Keringat yang keluar dari tubuh manusia sebenarnya tidak memiliki bau yang terlalu kuat. Namun, ketika keringat terkumpul di kulit dan mulai bercampur dengan bakteri pada permukaan kulit, maka keringat tersebut dapat menghasilkan bau yang tidak sedap. Bau keringat yang tidak sedap disebabkan oleh senyawa kimia tertentu yang dihasilkan oleh bakteri yang hidup di permukaan kulit. Berikut ini adalah beberapa senyawa kimia yang dapat menyebabkan keringat berbau tidak sedap:
Asam isovalerat: Senyawa kimia ini adalah produk sampingan metabolisme bakteri yang hidup di kulit manusia. Asam isovalerat memiliki bau seperti kaki yang tidak dicuci.
Asam propionat: Senyawa kimia ini juga dihasilkan oleh bakteri yang hidup di kulit manusia. Asam propionat memiliki bau seperti cuka.
Asam butirat: Senyawa kimia ini juga dihasilkan oleh bakteri yang hidup di kulit manusia. Asam butirat memiliki bau seperti keju yang sudah basi.
Amonia: Senyawa kimia ini adalah produk sampingan metabolisme bakteri yang hidup di kulit manusia. Amonia memiliki bau yang tajam dan menusuk.
Metilmerkaptan: Senyawa kimia ini adalah produk sampingan metabolisme bakteri yang hidup di kulit manusia. Metilmerkaptan memiliki bau yang mirip dengan bau belerang atau gas.
Untuk menghindari keringat yang berbau tidak sedap, penting untuk menjaga kebersihan diri dan kulit dengan rajin mandi dan menggunakan sabun yang mengandung antiseptik. Selain itu, pakaian yang terbuat dari bahan sintetis atau ketat juga dapat memperparah bau keringat, sehingga disarankan untuk menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan alami dan longgar. Selain itu, hindari makanan yang dapat meningkatkan produksi keringat, seperti makanan pedas, kafein, dan alkohol, karena makanan ini dapat memperparah bau keringat. Jika masalah bau keringat terus berlanjut, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mencari solusi yang tepat.
Penyebab Keringat bayi tidak berbau seperti orang dewasa
Keringat adalah cara alami tubuh untuk mengatur suhu tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Keringat pada bayi dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kelembapan, suhu lingkungan, atau aktivitas fisik. Bayi juga dapat mengeluarkan keringat saat mereka tidur atau mengalami emosi seperti ketakutan atau kecemasan.
Meskipun keringat bayi terkadang dapat menyebabkan kelembaban yang tidak nyaman, namun keringat pada bayi cenderung tidak memiliki bau yang kuat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Keringat bayi memiliki kandungan garam yang rendah. Keringat yang keluar dari tubuh manusia terdiri dari air dan elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida. Kandungan garam pada keringat bayi biasanya lebih rendah daripada pada orang dewasa, sehingga keringat bayi cenderung tidak berbau.
Kelenjar keringat bayi masih belum sepenuhnya berkembang. Kelenjar keringat pada bayi masih belum berkembang dengan sempurna, sehingga produksi keringatnya juga masih terbatas. Karena produksi keringatnya masih terbatas, maka kemungkinan untuk terjadi pembentukan bakteri penyebab bau pada kulit bayi menjadi lebih rendah.
Perubahan hormon pada bayi baru lahir. Hormon pada bayi baru lahir masih belum stabil dan dapat berubah-ubah dalam beberapa minggu atau bulan pertama kehidupan bayi. Perubahan hormon ini dapat mempengaruhi produksi keringat dan pembentukan bau pada keringat bayi.
Meskipun keringat bayi cenderung tidak berbau, namun tetap penting untuk menjaga kebersihan bayi dan lingkungan sekitarnya. Bayi yang terkena keringat berlebih dapat menjadi lebih rentan terhadap iritasi kulit dan infeksi. Oleh karena itu, penting untuk sering membersihkan dan mengeringkan bagian tubuh bayi yang berkeringat, terutama pada bagian leher, ketiak, dan selangkangan. Selain itu, hindari penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia keras yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Pilihlah produk perawatan kulit bayi yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit bayi.
